Feels like this is a simulation of COVID-19 that happened 8 years later 😲 Nontonnya berasa nostalgia ke masa-masa awal pandemi yang (surprisingly) udah 5 tahun lalu?!

Padahal di babak awal udah menarik, karena membawa premis manusia melawan entitas yang dikendalikan AI, sekalipun CGI nya masih keliatan artifisial banget. Eh di babak pertengahan malah dibikin turn off dengan salah satu subplotnya yang sangat mencengangkan dan terhitung di luar nalar (even untuk ukuran film sci-fi), tapi sebenarnya nggak penting-penting amat. Beberapa scene yang bersetting di rumah nampak terlalu gelap kayak film horor, sampe nggak bisa keliatan apa-apa. Jiah, mentang-mentang bumi di sini diceritakan akan menghadapi kiamat dan berefek ke aliran listrik yang terputus.
Mau kasih 3 tadinya. Karena masih cukup enjoyable tambahin ½ lagi dah.
Akhirnya, nemu lagi another movie yang bikin jiwa aerophobia gue menari-nari!
Entah di menit ke berapa pas gue nonton ini, gue sampe bilang “ini penulis naskahnya gila sih!” karena dengan durasi super lama kayak 2 jam lebih 27 menit, ceritanya bisa dibikin muter-muter ke sana ke mari membawa alamat sampe membuat gue gelisah, deg-deg-an, dan hopeless mau ditutup kek gimana ini film. Akan tetapi, on the another side, intensitasnya seolah bisa banget menahan gue buat melupakan perasaan-perasaan tadi, tetep memfokuskan…
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Another disaster movie yang cukup menyenangkan untuk diikuti sampai tuntas berkat penceritaannya yang engaging. Film ini menceritakan masalah yang dampaknya secara global, maka dari itu secara castlist multiracial banget karena menyertakan sejumlah cast yang merepresentasikan beragam suku bangsa. Disertai pula sentuhan komedi pada beberapa scene yang ditempatkan dengan cukup pas dan terasa naturally funny. Walaupun begitu, scene disasternya pada beberapa titik kerasa teramat over-the-top sampai membuatku bertanya-tanya “kok semudah itu sebuah gedung digambarkan runtuh atau (nyaris) runtuh, even tho ada bencana?”. Character development-nya pun terlalu mudah, sehingga tidak terlihat believeable dan malah nampak tidak memanusiakan para karakternya.
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Ceritanya lumayan solid dan sepanjang filmnya berjalan nggak kerasa draggy sama sekali, karena teror dalam filmnya tuh disajikan dengan visual yang sangat mencekam. Hal yang paling gua suka adalah pada babak pertengahan filmnya, ada sentuhan unsur humanis yang cukup touching dan mengharukan.
Sayangnya, beberapa bagian ceritanya kurang dieksplor lebih lanjut. Terutama bagian endingnya. Feeling gua sih, penulisnya udah agak males pas nyampe ke bagian endingnya. Karena kerasa tiba-tiba banget dan kayak ngegampangin aja gitu. Not to mention masih ngikutin formula ending film-film disaster pada umumnya.
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Scene disasternya emang sungguh over the top, tapi in a good way karena mencekam banget dan terlihat realistis berkat CGI & visual effect nya yang terlihat sangat niat pembuatannya. Bahkan masih terasa (dan semakin) relevan untuk ditonton 20 tahun kemudian!
Pernah denger sebuah quotes yang bunyinya “di film-film, bencana dimulai ketika pemerintah ga dengerin ilmuwan“ dan itu terbukti banget disini wkwkk, bener bener bikin geregetan.
Sayangnya di babak pertengahan ada satu scene yang dimaksudkan untuk menjadi dramatis, yaitu ketika rekan dari salah satu main character memilih untuk ’mati’ tapi malah kerasa kayak tempelan doang karena feel berduka nya nggak dapet samsek.
Jadi keinget film ini lagi setelah berniat nonton The Day After Tomorrow dan baru tau sutradaranya ternyata sama😯
Dulu sempet nonton tengah malam di TV pas bocil, tapi baru 1/2 jalan filmnya, udah disuruh tidur aokwowkwkwokwk
Beberapa tahun kemudian pas nongol di Netflix akhirnya rewatch secara full. Gila sih, visual effect or CGI nya feels so real😨
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Polisinya bodoh banget, warga sipil yang nakal mana bisa cuma dikasih peringatan untuk ga nyusurin area sungai. Harusnya diblock total sekalian akses ke sungainya dan diberi penjagaan ketat.
Endingnya antimainstream, gak ada adegan si walikota dipenjarakan, padahal dia yang menjadi penyebab semua kekacauan ini karena tidak mengindahkan warning si ilmuwan tentang bahaya hiu. Yaa bisa jadi dia udah mati juga sih karena filmnya memang ditutup dengan open ending, yaitu Paris kena tsunami yang meluluhlantakkan satu kota.
Bahkan setelah check page…