Tata kameranya berperan besar dalam membuat film ini looks so real..
Visual effectnya tergolong bagus untuk film di era 90an. Especially when it comes to gory scenes, terlihat sangat believeable sehingga sukses bikin ngilu.
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Lumayan predictable sih arah ceritanya bakal gimana. Dan meskipun genrenya action, gw lebih setuju ditambahin genre thriller saat menyebut genre filmnya karena aslii bikin tegang bgt coyy adegan2 actionnya, walaupun sebenarnya jg udh tau sih bakal gimana (baca: yaelah lu main character pasti selamat udeh wkwk). Bisa setegang itu gegara pengaruh background musiknya yg emang keren sih wkwk. Atau mungkin ada campur tangan kualitas audio bioskop XXI tempat gw juga entahlah. Apalagi pas adegan yg Grace dilecehin, gatau karena gw duduk…
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Bagus banget, gak nyangka Indonesia bisa bikin film seasik ini. Adegan terakhir film ini mungkin ga kalian sangka klo itu CGI, baru keliatan itu CGI pas ditonton di Netflix dengan tingkat brightness tertinggi.
Banyak yang bilang kalo action di film ini ga perlu, tetapi menurut gw itu salah 1 bagian yang bikin film ini semakin asik buat ditonton karena kebetulan emg sesuai juga dengan alurnya.
Untuk product placementnya ,awal” sih ok tapi lama” ganggu juga ya karena kek too much aja gitu
Sekuel yang lebih bloody, berdurasi lebih panjang dan tentunya lebih padet! Puas banget selama 2 jam 30 menit nyaksiin adegan bacok-bacokan penuh tumpah darah yang super-duper intens dan thrilling. Apalagi dibantu dengan style sinematografi yang tak lagi seperti film pertamanya, sehingga (menurutku) menghasilkan pengalaman menonton yang jauh lebih mengesankan. Acting Iko Uwais pun mengalami peningkatan amat pesat dibandingkan dengan di film pertamanya.
Liat film ini di Netflix, lgsg tau ini part of the The Matrix Universe walau gw blm pernah nonton semua film the matrix sebelum ini. Yaudah googling dulu buat mastiin apa gw bisa nonton ini lgsg aja tanpa nonton yg sebelum“nya. Banyak website sih bilang bisa. Eh sepanjang nonton gw planga-plongo terus gegara ga ngerti apapun. Mata gw cuma bisa tertuju ke layar pas adegan actionnya doang. Sisanya kaga menarik samsek. Entah pengaruh ga nonton yg sebelumnya (lah itu td…
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Gila, brutalismenya nggak tanggung tanggung.. Gue yang suka sama gory film kayak gini aja kadang sampe dibuat ngilu dan bahkan deg degan bjirr :“). Beberapa adegan gore nya tuh kerasa satisfying pisan anjir sampe gua puter berulang-ulang.
Demen banget gua liat Aurora Ribero di sini, gila badass abis.. Salah satu adegan gore yang satisfying itu ya pas dia bunuh seorang karakter antagonis dengan cara makan kuping dan nusuk matanya. Anjengg, lebih satisfying daripada semua adegan nembak orang sampe mati di…
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Yang pertama kali dinotice saat nonton hasil karya Visinema pastinya adalah production valuenya yang mevvah abis. Suara dar-der-dor nya dengan volume tengah saat nonton di Netflix pun masih bising banget
Sayangnya, beberapa karakter kurang konsisten dalam melafalkan dialog. Di suatu adegan Bapak Damaskus nyebut "firewall" (yg sbnrnya udh ada B. Indonya, yakni "tembok api"), sedangkan di adegan lain nampak tidak konsisten karena Karin nyebut "tangkapan layar" instead of "screenshot" (which is ga natural)
Sebenarnya gw setuju sama orang2, bahwa penyebutan…
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Dari film ke film di setiap franchise film Fast & Furious, akan selalu ada ketidak-masuk akal-an yang sama dan tidak pernah berubah, yaitu mobil udh terguling2 atau ancur, tp yg rungkad cuma kondisi mental penghuni mobilnya, pakaiannya tidak. Luka pun juga. seinget gw cuma pas mobilnya kecebur ke air lah baru diliatin lukanya. giliran pas keguling gaada tuh seinget gw
Adegan actionnya juga masih sama, selalu di luar nurul tapi tingkat ketidak-masuk akal-an nya belum menyamai mobil terbang ke luar angkasa…
This review may contain spoilers. I can handle the truth.
Film ini berhasil membuktikan secara gamblang bahwa selebgram / influencer belum tentu nggak bisa akting. Lihatlah Kristo Immanuel. Ya karena pemilihan orangnya juga ga sembarangan.
Di bagian awal jokesnya ga bikin ketawa, baru masuk ke pertengahan sampe akhir bikin ngakaknya.
Actionnya mah ga usah ditanya lagi, udh pasti keren. Settingnya juga niat banget nunjukkin sebagai kota fiksi, kaya bikin plat nomor sendiri.