Started with “accusing every single character“
Ended with “goddamit, I still don’t see that coming 😩“ AND THAT FUCKING SCENE BEFORE THE CREDIT?? DISTURBING AF 😭😭

2013
Started with “accusing every single character“
Ended with “goddamit, I still don’t see that coming 😩“ AND THAT FUCKING SCENE BEFORE THE CREDIT?? DISTURBING AF 😭😭
The title card in the ending 🥲
Not to mention.. the irony between the issue this film is trying to raise vs what its producer has done for many years 💀
Dark -> darker -> darkest -> blind 🧑🦯
Beberapa bagian kerasa banget dilama-lamainnya, terutama di babak ketiga. Bikin geregetan 🙃 well at least it’s not as stupid as “sudden tsunami with no early-warning-system“ scene
Film horor yang cocok buat orang penakut seperti gue. Nyaris gak ada jumpscare atau setan-setanan seperti film horor pada umumnya. Kecerdasan film ini nggak hanya ditunjukkan dari segi eksekusi ceritanya, melainkan dari segi cinematography-nya yang cerah tetapi berbanding terbalik dengan vibe ceritanya yang kelam.
Nonton ini di Loklok pas kumpul keluarga dan dari sekian banyak film-film bagus yang bisa dipilih di sana, entah kenapa malah berakhir dipilihin film antah berantah ini 🙃 CGI nya super duper murahan kek sinetron, nyaris semua karakternya bodoh, make up zombie nya konyol. 1 bintang untuk adegan gorenya yang lumayan brutal
Plot twistnya sangat unpredictable, wow I don’t expect that coming. Memang masih menimbulkan kesan over the top kayak installment sebelumnya (Angels & Demons), tapi at least eksekusinya nggak bodoh kayak yang terjadi di film itu.
Religion is flawed, but only because man is flawed.
Materi filmnya tidak seberat sang pendahulu, yang cenderung mengotak-atik sejarah agama. Pada installment kedua ini, ceritanya melibatkan konspirasi terkait organisasi rahasia Illuminati, yang sepertinya merupakan teori konspirasi terpopuler bagi orang awam, sehingga lebih mudah dinikmati. Eksekusinya sukses bikin penasaran sekaligus geregetan.
Sayangnya, seluruh kelebihan tadi terasa lenyap menurutku. Karena plot twist-nya antiklimaks banget. Terasa unbelieveable dan konyol, mengingat kemunculan sebuah adegan heroik yang cukup mengharukan sebelum plot twist tersebut ter-reveal.
Wow. Kontroversial tapi juga harus diakui cerdas dalam mengutak-atik unsur sejarah dari ajaran Kristen/Katolik. Scriptnya berhasil membedah itu semua dengan sangat baik dan diberikan latar belakang dan teori-teori yang cukup jelas, tidak asbun alias asal bunyi. Tema berat dan memusingkan seperti ini mengingatkan pada Interstellar, tapi dalam versi sejarah agama dan juga dengan versi pacing yang cepat.
Saya pribadi biasa saja dengan brutalnya pengubahan-pengubahan pada film ini. Walau memang sempat kaget karena beberapa pengubahannya sudah di taraf berbahaya dan triggering. Namun,…
I love this installment more than its predecessor! The decision to put a real-life story of the 1888 Matchgirls' strike makes the feminist element on it stronger.
Oh, not to mention that I'm so fucking glad and cheered to know that the annoying Mycroft Holmes didn’t appear in this sequel! Please just let him stay away from this franchise. Because, if his character is on it, I’m pretty sure that he'll ruin the feminist element that has been built since the first film HAHA
Can’t wait for Enola Holmes 3!! Ahh, I’m falling in love with this franchise!!
I like how this movie portrays England in the 1880s perfectly. It’s like what I imagined when I saw the illustration of England back then when I read history-themed books from Why? science comic series.
Unfortunately, the subconflict (Enola-Tewkesbury) is way more interesting than the main one (Enola-Mom Holmes) because until the end, Enola and of course the audience still don’t know what the heck was Mom Holmes doing and why she’s missing.
Brutal dan binal, tits here and there, penggambaran kehidupan di Amrik era 70an—beberapa faktor yang bikin nyaris kasih 5 bintang kalau aja nggak ada scene bocah 13 tahun nyetir mobil and his dad acts nothing as if it’s a normal thing to do. And oh, don’t say “and stuff”.
Bingung mau lebih suka yang ini atau Missing karena ratingnya sama. Di Missing, gue dibuat kagum sama pergerakan kamera-nya yang megah dan memanjakan mata. Sebaliknya, Searching ini secara visual bagus aja, walau nggak se-wow Missing. Apparently, Searching lebih fokus ke bagian penceritaannya karena dia dengan sangat pintar mengecoh penonton melalui revealing plot twist yang amat shocking alias kayak ngeledek penonton “surprise motherf*cker!“ dan very very unpredictable. Well, in the end, dua-duanya sama-sama bagus!