Film yang terasa amat sangat dekat dengan realita (sejumlah) kelas menengah masa kini di Indonesia. Susah cari kerja, hopeless, kemudian diiming-imingin kerja dengan harapan dapet nasib lebih baik di luar negeri. Ternyata sampe sana dijebak dan disuruh kerja jadi judol, paspor ditahan, disiksa habis-habisan jadi nggak bisa kabur. Bahkan beberapa di antaranya nggak bisa kabur ya karena udah jadi jenazah.

Ini tuh terasa seperti Iklan Layanan Masyarakat in a good way. Tanpa perlu menyelipkan kata-kata kampanye anti-judol di naskahnya, karena udah digambarin melalui cara kerja mereka dan segaja jenis penyiksaan yang dialami dengan amat lugas, detail, gak malu-malu dan tentunya brutal. Pada beberapa part sih mungkin terasa over the top, namun kesaksian para mantan pekerja di akhir film berusaha meyakinkan penonton bahwa apa yang digambarkan dalam film bukan fiksi belaka kaya disclaimer pas nonton sinetron, alias beneran terjadi kejadian se-di luar nurul itu pada mereka.

Sayangnya, alur nya terasa terlalu fast-paced, padahal waktu 130 menit bisa dimanfaatin agar gak secepet itu tapi tetap nggak terlalu lambat juga biar nggak bosen. Akting salah satu main character perempuannya di adegan penyiksaan juga agak kurang menjiwai.