This review may contain spoilers.
RyèVieuw’s review published on Letterboxd:
Pacing filmnya cukup lambat dan surprisingly walaupun gw kurang suka film dengan tipe pacing yang kaya gitu, film Leave the World Behind ini masih bisa gw nikmatin. Ada dua hal yang menarik perhatian gw dan membuat gw suka sama film ini. Pertama, pergerakan kameranya yang unik dengan shot-shot yang kreatif, sehingga membuat pacing lambat tadi tidak kerasa seperti "film yang lambat". Kedua, dialog-dialog dalam filmnya yang bisa dibilang spesifik banget. Bukan hanya dari isi dialog itu sendiri, melainkan juga ketika ada dua karakter ngobrol; kemudian 1 karakter datang, salah satu dari kedua karakter tadi akan menjelaskan apa yang mereka bicarakan ke si 1 karakter yang baru datang ini. Sejauh ini dari banyaknya film Hollywood yang gw tonton, jarang nemu yang kayak gitu.
Sepanjang filmnya berjalan, ga henti-hentinya jantung gw dibikin deg2an. Rasanya kayak anxious banget untuk mengetahui apa yang selanjutnya akan terjadi dengan setiap karakter film ini. Vibe horornya dapet banget walaupun gaada campur tangan demit.
Tentunya film ini tidak terlepas dari beberapa kekurangan. Kekurangan yang sebenarnya tidak terlalu mengganggu adalahh banyaknya adegan si anak perempuan ngomongin series kesukaannya, yaitu Friends, kecuali yang masih bisa gw terima adalah ketika di suatu adegan di mana dia ngomongin serial itu dan mengaitkannya dengan peristiwa yang sedang berlangsung di film ini; serta adegan pertengkaran antara temannya GH dengan si GH dan Clay yang menurut gw terlalu panjang dan terkesan dibuat-buat. Ada pula kekurangan yang sangat-sangat mengganggu dan meluluhlantakkan segala hal positif yang telah film ini bangun sedari awal. Tidak lain tidak bukan adalah: Endingnya. Bagaimana tidak, menuju ending kita diperlihatkan adegan si anak perempuan memasuki rumah kosong yang tidak terlihat siapa pemiliknya. Intensi yang dibangun sudah sangat thrilling dan bahkan gw udh siap-siap memalingkan wajah dari layar, kalau-kalau ada orang yang bermaksud jahat pada si anak. Padahal.. ia menelusuri seisi rumah itu, lalu menemukan sebuah bunker yang di dalamnya terdapat rak buku dan CD, dan menemukan CD Friends, lalu... MENYETELNYA. Di tengah situasi genting seperti itu. ANAK BERUMUR 13 TAHUN. Sungguh antiklimaks. Namun saya tidak heran mengingat ibunya sendiri menyebutnya "dia berumur 13 tahun, tapi masih seperti bayi". Entahlah series Friends bayar berapa juta dollar untuk di-endorse di film ini.