This review may contain spoilers.
RyèVieuw’s review published on Letterboxd:
Akting para pemainnya bagus semua. Terutama Reza Arap sih yang jarang banget main film, ternyata aktingnya ngga kalah bagus dari para pemain yang jauh lebih berpengalaman. Blio terlihat sangat menikmati peran antagonisnya sebagai antek2 PKI. Namun untuk dialognya sendiri gw menotis kekonsistenan dari salah satu dialog yg diucapkan Amanda Manopo dimana dia mengucapkan kata "nggak" dan "ndak" dalam satu kalimat.
Untuk sinematografinya sendiri menampilkan pemandangan Banyuwangi yang indah banget, jadi semakin pengen jalan2 kesana. Tp kadang kameranya suka nggak fokus. Suka tiba2 ngeblur sendiri.
Yang jadi pemeran kakak dari salah satu tokoh utama menurut gw mukanya masih lumayan bule sih, kurang cocok jd wong Jowo. Tp klo ternyata masnya bener wong Jowo yaa maap hehe. Amanda Manopo itself juga kurang cocok untuk meranin tokoh wong Jowo pada tahun 60an sih.
Gw salut sama keberanian Denny Siregar dalam memprodi film yang cukup gamblang dalam menampilkan kekejaman PKI ... yaa walaupun saat ada adegan pemenggal nunjukkin kepala yang dia penggal cuma ditunjukkin lewat blur dari latar belakang aja. Maklum sih karena ini 17+ bukan 21+.
Filosofi dari judulnya sendiri pun gw masih agak bingung ... Apa kaitan antara "Kupu-Kupu Kertas" dengan cerita filmnya? Entahlah. Gw rasa judul itu dipilih hanya karena terlihat estetik aja dari segi kalimat.