This review may contain spoilers.
RyèVieuw’s review published on Letterboxd:
Baim wong be like : I have two sides
“Bikin konten sampah di Youtube” & “Cari sutradara buat bikin film sebagus ini“
Moment dari keharmonisan keluarga ke perampokan di awal adegan itu cepet banget ya, bener2 pengen langsung nunjukkin klo ini film crime thriller. Adegan thrillernya pun somehow kerasa lebih realistis daripada film2 thriller pada umumnya ,alias adegan fighting Reza-Baim itu si Rezanya terengah2 setelah banting2an sama Baim (meskipun Baimnya nggak,tapi lupakanlah ya), beda sama film2 dengan genre serupa dan adegan sama yg tokohnya ga keliatan nunjukkin rasa sakit semacam terengah2 , mengerang or smth like that setelah sibuk banting2an.
Kualitas akting pemeran utamanya juga top markotop sih. Jujur aja gw hampir nangis liat betapa sufferednya Reza sebagai Adam dalam menjalani hidup setelah peristiwa traumatis itu. Laura juga meyakinkan banget sebagai psikiater/terapis, yakin mau mendem semua cerita sedihmu dalam sepi klo psikiaternya kek dia?
Plot twist di akhir film juga bisa ditebak dengan mudah. sebenarnya memang sama aja pola ceritanya kek film2 thriller dari luar negeri yg udah2, tapi masih suka aja sama filmnya.
Menurut gw, film ini secara ga langsung nyindir kinerja kepolisian. Ga cuma kepolisian Indo aja sih, tapi kepolisian negara manapun. Karena ga cuma di Indo ,di AS pun banyak kan orang yg baru ketangkep setelah buron bertahun2, klo logika sederhana kita sebagai masyarakat pasti jelas mempertanyakan lah polisi bertahun2 ngapain aja? Ga malu kalah pinter sama buronannya? Ya,nyindir polisi yang kalah pinter sama buronannya yang bisa kabur dari penangkapan dan membangun hidup baru sebagai orang2 biasa aja seolah2 ga terjadi apa2. Akhirnya mau ga mau korban lah yg bertindak ngeksekusi si penjahat. Kakek gw juga polisi tapi gw ga bisa memungkiri klo film ini memang betul nyindir kinerja polisi ,makanya klo ada polisi atau keluarganya yg nonton yuk bisa yuk kesadaran dirinya
Well terlepas dari beberapa kelebihannya pergerakan kamera yg goyang2 di beberapa scene itu lumayan mengganggu sih. Terus gw juga ga habis thinking kenapa istri dan anaknya si Baim Wong (katanya sih dia jadi Karni tapi entah kenapa nama perannya ga disebut sepanjang film) baru dateng bertepatan sama Amanda setelah dia dan Adam ribut2 setelah sekian lama. Lupakanlah Amanda yg datengnya juga kelamaan, ini sih tipikal film2 dari jaman jebot yah,anggap aja jalannya memang jauh jd lupa jalan pulang. Tapi istri & anaknya yg sedari tadi dilantai atas? Naluri alamiah manusia klo ada ribut2 tetep mau ngecek ga sih seharusnya ada apaan meskipun takut ?