This review may contain spoilers.
RyèVieuw’s review published on Letterboxd:
Gila, nonton ini feelsnya depressing banget weh. Ini bukan kisah fiksi, dalam artian apa yang Kaluna alamin beneran terjadi di sekitar kita...
Sepanjang nonton dibikin marah sama keluarganya Kaluna yang ngga pernah peduli sama perasaan dia... Kek gw ngga habis pikir, ada gitu orang tua yang tega “buang” anaknya ke kamar pembantu, itu jahat banget sih... Bahkan menurut gw nggak kalah jahat sama orang tua yang main fisik kalo marahin anaknya. Belum lagi dibuat naik darah pula sama kelakuan abangnya Kaluna dan istrinya. Huft.
Ending filmnya sekilas terkesan kaya happy ending, padahal mah jelas sad ending karena Kaluna belum berhasil membeli rumah impiannya, padahal dia tinggal selangkah lagi untuk mewujudkan impiannya. Huhu.
Kekurangan film ini adalah beberapa karakter terasa kurang dieksplor background storynya... Seperti karakter Tanish (bestie Kaluna) yang diceritakan punya anak tapi suaminya ngga pernah keliatan, padahal bisa digali lebih dalam strugglenya sebagai single mom (kalo memang iya, karena ga dijelasin juga baik eksplisit maupun implisit). Karakter saudaranya Kaluna yang lumayan dieksplor juga cuma si abangnya dan istrinya, sedangkan kakak perempuan Kaluna beserta suaminya tuh kaya pelengkap doang..