This review may contain spoilers.
RyèVieuw’s review published on Letterboxd:
Menceritakan tentang fenomena yang udah gak asing lagi di Indonesia, yaitu orang2 munafik yang menggunakan topeng agama untuk berlindung di balik kemunafikannya. Tokoh utama film ini, yaitu Kiran mencoba melakukan perlawanan terhadap mereka. Namun, melakukannya tidak segampang membalikkan telapak tangan, karena orang2 ini berada di posisi yang untouchable, alias mereka berprofesi sebagai pejabat, ustad, dan dosen ternama. Filmnya bukan cukup lagi, tapi udah bisa dibilang terlalu berani dalam menyuarakan kemarahan orang Indo terhadap kemunafikan para pejabatnya. Sepanjang nonton, ikut deg2an karena gw seperti terlibat sebagai teman seperjuangan dalam misi perlawanannya Kiran ini.
Dengan segala keberanian dan kegeregetannya ngangkat tema seperti ini, tentu film ini ga terlepas dari kekurangan. Seperti ketika mamanya Kiran lebih percaya sama politikus daripada anaknya sendiri. Kalo lebih percaya sama pemuka agama mungkin masih acceptable. Tapi politikus? Ya kali. Ngga masuk di akal ah. Kematian Mbak Ami juga kurang dieksplor lebih dalam, apakah benar karena dia "dibungkam" sesuai dengan apa yang Kiran bilang (padahal dia gaada di TKP dan ga ada adegan orang2 salon diinetrogasi).
“Aku tidak ingin takut padaMu, aku hanya ingin mencintaimu, Ya Allah.“ - Kiran
Berarti pas jaman SD kalo ditanya "Kamu Takut Tuhan nggak?" terus gw jawab "Nggak" gak salah dong?? 😭