This review may contain spoilers.
RyèVieuw’s review published on Letterboxd:
Hal pertama yang harus diapresiasi dari film ini tentunya adalah ketidakhadiran setan seperti Kuntilanak atau Pocong dkk kayak film-film horor pada umumnya dengan tujuan untuk menakut-nakuti penonton. Itu juga first impression gua pas liat trailernya dan akhirnya bikin gue tertarik nonton.
Eksekusi filmnya bener-bener serba over the top, banyak adegan-adegan lebay yang ”menyiksa” para karakternya. Itu bisa jadi pedang bermata dua sih menurut gue. Plus karena disajikan dengan pertumpahan darah dan adegan-adegan yang bikin ngilu. Minus karena seringnya adegan tadi tuh terkesan lebay dan ngga masuk akal, not to mention menggunakan CGI ala sinetron indosiar pula yang nggak keliatan realistis sama sekali.
Pada beberapa adegan pun terasa mengganggu sekali penataan kameranya yang goyang-goyang dombret. Vibe nya udah kayak video viral penggerebekan pasangan berselingkuh atau muda mudi bercocok tanam lol. Beberapa adegan juga kurang mendapat bagian untuk dieksplor lebih lanjut. Terutama adegan openingnya yang useless sekali dan nggak ngaruh apa-apa ke cerita utamanya.