This review may contain spoilers.
RyèVieuw’s review published on Letterboxd:
Sebelumnya gw gapernah nonton any kind of exorcism film, jadi nggak bisa bandingin sama film-film exorcism yang udah ada. Karena emang bukan penyuka horor juga sih (baca: penakut), hehe. Walaupun bukan penggemar genre horor, gw juga ikut muak lihat fenomena horor religi Islam di perfilman Indo, jadi ketika ada film horor religi Katolik gw sangat antusias. Secara kebaruan / novelty cerita, di Hollywood ini jelas udah klasik banget. Tentunya berbeda dengan di Indonesia, karena ini adalah film exorcism pertama.
Adegan kerasukan dan pengusiran setannya ga cuma intens banget, tapi juga brutal. Tokoh Kayla yang menjadi kunci dalam adegan ini juga punya tatapan creepy yang berhasil bikin gw nutupin muka.
Sekalipun begitu, gw benci banget sama backsound sebelum dan saat adegan jumpscare nya, yang super duper berisik dan bikin budek. Dalam beberapa adegan pun terlihat pengaturan kameranya nggak stabil.
Nggak semua bagian ceritanya didevelop dengan baik sih. Mungkin karena masalah durasi yang cuma kurang dari 100 menit. Namun ada pula yang gua suka, yakni cerita mengenai Kayla dan mamanya. Karena di sini si mama terlihat masih sangat muda dan back story di balik itu pun diceritakan.