This review may contain spoilers.
RyèVieuw’s review published on Letterboxd:
Yang pertama kali dinotice saat nonton hasil karya Visinema pastinya adalah production valuenya yang mevvah abis. Suara dar-der-dor nya dengan volume tengah saat nonton di Netflix pun masih bising banget
Sayangnya, beberapa karakter kurang konsisten dalam melafalkan dialog. Di suatu adegan Bapak Damaskus nyebut "firewall" (yg sbnrnya udh ada B. Indonya, yakni "tembok api"), sedangkan di adegan lain nampak tidak konsisten karena Karin nyebut "tangkapan layar" instead of "screenshot" (which is ga natural)
Sebenarnya gw setuju sama orang2, bahwa penyebutan Indodax secara terus-menerus sepanjang film ini berjalan memang lumayan ganggu.
Tapi somehow gw mau memandang ini dari dua sisi.
- Pertama: Bagaimanapun juga, penyebutan Indodax masih sesuai sama konteks dialognya. gaada tuh karakter teroris ngebom sambil nyebut "dalam nama Indodax".
- Kedua: bikin film action di Indo susah banget cuannya, ini nyentuh angka sejuta penonton aja gw udh bersyukur & Alhamdulillah banget. That means para filmmaker butuh dana & sponsor yang super-duper kenceng, sehingga in my opinion mau ga mau kita (khususnya para pecinta film action) harus memaklumi iklan Indodax yg terang2an ini, agar kedepannya tetep ada film action di Indo, tentunya tidak lupa sembari berharap supaya ga perlu ada lagi penyebutan iklan secara brutal seperti ini di film2 action mendatang.
Last but not least, plot twistnya boleh juga. Di bagian awal mungkin lu udh merasa yakin banget, kalo tuh cowo impostornya, karena kamera emang terkesan ikut memfitnah tuh orang dengan sering2 ngarahin kamera ke dia. Eh pas menuju ending... bgst, I don’t expect that coming☺️