Sekuel yang lebih bloody, berdurasi lebih panjang dan tentunya lebih padet! Puas banget selama 2 jam 30 menit nyaksiin adegan bacok-bacokan penuh tumpah darah yang super-duper intens dan thrilling. Apalagi dibantu dengan style sinematografi yang tak lagi seperti film pertamanya, sehingga (menurutku) menghasilkan pengalaman menonton yang jauh lebih mengesankan. Acting Iko Uwais pun mengalami peningkatan amat pesat dibandingkan dengan di film pertamanya.

Villager Tom Holland reminds me of Indonesian 10-am FTV played by random white people acting as a lower class 😭😭🤚🏽

In my country, people often propagandize an obsolete saying: “The more children you have, the more fortune you will get.“

In fact, the correct word is like this: “The more children you have, the more fortune you HAVE TO get.”

Udah nonton beberapa film dengan level gore yang setara dengan Pengepungan di Bukit Duri, tapi so far belum ada yang bisa se-triggering ini. Semua adegan feels so real, so depressing and of course so traumatizing even though for me yang ga punya darah Chindo samsek. Sinting. Indonesia, tolong kamu baik-baik aja ya, please. At least, jangan biarkan apa yang tersaji di film ini benar-benar terjadi 2 tahun kemudian. As a gore movie lover, kali ini resmi saya nyatakan, saya menyerah 🏳️

Usually I hate slow-pacing movies, but I guess this one has a kind of magic that keeps me watching it till the end without too much looking to the rest of the duration—even though with hundreds of yawns lol