4o3v2h

Jadi di Tahun 2027 Nanti, Udah Gaada yang Kata-Kataan Nama Orangtua Lagi Ya?.

REVIEW #9: PENGEPUNGAN DI BUKIT DURI (2025)
[REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!]

PROS: Akting-Akting Pemerannya Gila! Dari Pemeran Utamanya Maupun Pemeran Pendukung, Mulai dari Morgan Oey sebagai Edwin, Seorang Guru yang Menyimpan Luka Semenjak Kejadian Kerusuhan yang Terjadi di Depan Matanya Sendiri.

Di Jajaran Pendukungnya Sendiri, Ada Omara Esteghlal sebagai Jefri, Seorang Perundung yang Ternyata Juga Mempunyai Latar Belakang yang Kelam Mengenai Orangtuanya.

Juga Satine Zaneta sebagai Dotty dan Dewa Dayana sebagai Gerry, Dua Anggota Geng Jefri yang Di Beberapa Adegan Memberikan Sedikit Hiburan Bagi Filmnya, Walaupun dengan Porsi Penampilan yang Sedikit.

Porsi Aksinya Juga Gak Tanggung-Tanggung di Pertengahan sampai Akhir, Bacok Sana Bacok Sini, Sirup Cocopandan Bertumpahan, Yang Rasanya Bikin Dada Sesak dan Ginjal Ngilu.

CONS: Ada Satu Adegan, Ketika Edwin Sekawan Mulai Dikepung di Gudang Sekolah, Terus Edwin Keluar dari Ruangan Itu, Terus Dia Masuk Lagi, Menurutku Itu Adegan yang Agak Repetitif Sih.

Dan Ini yang Agak Mengganggu Pengalaman Menontonnya, Yaitu di Beberapa Adegan yang Dialog Karakternya Tidak Terlalu Terdengar Jelas, Eh, Bukan Tidak Terlalu, Tapi, Bener-Bener Gak Jelas.

Kalo Kayak di Siksa Kubur (2024), Okelah Masih Kedengeran Gitu, Lah Ini, Bener-Bener Kayak Orang Lagi Kumur-Kumur Terus Disuruh Dialog.

OVERALL: Salah Satu Film Indonesia yang Cukup Menegangkan dan Bikin Deg-Degan di Sepanjang Filmnya.

Ngomong-Ngomong, Hana Malasan sebagai Diana, Mana Kegilaan yang Kamu Bilang Ituuu???.

RATING: 8 / 10
Kategori: Bagus

RAPOR 2025

Watched on Tuesday April 8, 2025.

Aku Terakhir Kali Nangis Pas Nonton Film Animasi Tuh Pas Nonton Film Nussa (2021), Pas Adegan Nussa di Festival yang Dipasangin Lagu Merakitnya Yura Yunita.

Film Ini Pun Memberikan Kesan Serupa yang Membuat Aku Menangis Saat Adegan Pentas dengan Lagu Selalu Ada di Nadimu Versi Don (Prince Poetiray) dan Meri (Quinn Salman).

REVIEW #8: JUMBO (2025)
[REVIEW INI (MUNGKIN) MENGANDUNG SPOILER!]

PROS: SUKAK BANGET SAMA NURMAN (YUSUF OZKAN)! Teman Don Si Pemelihara Kambing Mbek (Angga Dwimas Sasongko), Mbeek (Chicco Jerikho) dan Mbeeek (Ganindra Bimo) yang Sangat Jenaka dan yang Selalu Ada di Samping Don Kala Don Merasa Kesepian.

Dan Juga Mae / Maesaroh (Graciella Abigail), Perempuan Betawi (yang Walaupun Menurutku Tidak Terlalu Betawi) yang Tegas dan Juga Bijak.

Tak Lupa Juga, Atta (M. Adhiyat) yang Membuatku Mengingat Pepatah Don't Judge The Book By It's Cover, Walaupun Ia Memiliki Sifat Suka Menjahati Temannya, Ternyata Ia Juga Mempunyai Sisi Terlembutnya Saat Ia Berdialog dengan Abangnya, Acil (Angga Yunanda).

Sorotan Spesial Tak Lupa Juga Ditujukan Kepada Ibu dan Ayah Don (Bunga Citra Lestari dan Ariel NOAH) dan Juga Nenek Don (Ratna Riantiarno) yang Memberikan Kesan Hangat Layaknya yang Dilakukan Keluarga Kita Sendiri.

Dan Juga, Kiki Narendra sebagai Pak Kades yang Aktingnya Mengingatkanku Saat Ia Memerankan Karakter-Karakter Antagonisnya di Film-Film Lain.

Oh Iya, Ini Juga Salah Satu Spesialnya Film Ini, Ada Beberapa Adegan yang Sepertinya Agak Berat Rasanya Jika Bukan Digarap Oleh Ryan Adriandhy.

Seperti Contohnya, Adegan Sengketa Tanah yang Dibuat Sesimpel Mungkin dan Mungkin Dapat Dipahami Juga Oleh Anak-Anak.

CONS: Tak Luput dari Kesalahan, Film Ini Hampir Membuat Don Menjadi Musuh Masyarakat Selayaknya Dennis "Adit Sopo Jarwo" yang Egois, Alias Mementingkan Dirinya Sendiri, Tetapi Untungnya, Setelah Digertak Oleh Orang-Orang Terdekatnya, Ia Pun Menjadi Sadar dan Tak Jadi Musuh Masyarakat.

OVERALL: Kerja Keras Ryan Adriandhy dan Tim Selama Lima Tahun Menghasilkan Sebuah Karya Tontonan yang Manis, Magis dan Membuat Tangis.

RATING: 9,5 / 10
Kategori: Sangat Bagus

RAPOR 2025

Kirain Iblisnya Bakal Ganti Kata-Kata Assalamualaikum Ustadz Qodrat! Jadi... Minal Aidin Wal Faidzin Ustadz Qodrat!.

REVIEW #7: QODRAT 2 (2025)
[REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!]

PROS: Akting Vino G. Bastian sebagai Ustadz Qodrat Di Sini Sedikit Berbeda dengan Film Pertamanya.

Kali Ini Ia Lebih Sering Membacakan Ayat-Ayat Suci, Melawan Musuhnya dengan Hanya Satu Jurus Pematah Tulang dan Juga Kalian Akan Menemukan Ustadz Qodrat dalam Versi... Wiro Sableng.

Akting Acha Septriasa sebagai Azizah Juga Tak Kalah Kerennya, Apalagi di Saat-Saat Adegan Sholat Taubat dan Juga Saat Dirinya Tengah Dihasut Oleh Iblis Zhadug.

Film Ini Pun Juga Terasa Lebih Ringan dari Film Pertamanya Karena Diselingi Oleh Beberapa Adegan Komedi yang Cukup Menggelitik dan Adegan Romansa Qodrat-Azizah yang Manis, Walau Hanya Sebentar.

CONS: Kekurangan Film Ini Ada Pada Endingnya yang Mungkin Karena Adegan Sebelumnya Diisi dengan Pertarungan Dahsyat Antara Qodrat, Azizah dan Zhadug. Adegan Endingnya Malah Menurutku Agak Lempeng dan Juga Agak Membingungkan.

[TULISAN DI BAWAH MENGANDUNG SPOILER!]

TEUKU RIFNU WIKANANYA MANAAA?!?!?!? Padahal di Credit Scene Ada Nama Dia, Kirain Bakal Ada Adegan yang Menghubungkan Antara Universe Pemukiman Setan dan Universe Qodrat.

Ditungguin Sampe Akhir Malah Cuma Ada Tulisan Qodrat Will Be Back Terus Ada Adegan Qodrat Pertama yang Dimasukkin Tapi Lingkungannya Diganti Pake CGI.

[SPOILER BERAKHIR]

OVERALL: Dibandingkan Film Pertamanya, Film Ini Lebih Ringan dan Cocok Ditonton untuk Menjadi Tontonan yang Menegangkan Sekaligus Menghibur di Hari yang Fitri Ini.

P.S.: Aku Nonton Film Ini di Kalibata XXI, Dan Pas di Akhir, Orang-Orang di Studioku Pada Tepuk Tangan, Respon Itu adalah Sebuah Respon yang Belum Pernah Kulihat Sepanjang Aku Nonton Film di Bioskop.

RATING: 7 / 10
Kategori: Lumayan

RAPOR 2025

Who is David Gadgetin? 📱 ❌️
This is David Hospitalin! 🏥 ✅️

REVIEW #6: 1 KAKAK 7 PONAKAN (2025)
[REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!]

PROS: Yang Ku Suka dari Film Ini adalah Akting Para Pemainnya, Terutama Chicco Kurniawan sebagai Moko yang Kalau Kata Ayahku...

Mukanya Ngasihanin Banget.

Dan Juga Pemeran Pendukungnya, Terutama Ahmad Nadif sebagai Ano, Freya JKT48 sebagai Nina dan Fatih Unru sebagai Woko yang Hadir sebagai Pembawa Lawakan Receh, Juga Kesedihan untuk Filmnya

Juga Kawai Labiba sebagai Gadis / Ais yang Walaupun dengan Porsi yang Sedikit, Tetapi Cukup Meninggalkan Kesan Bagiku.

Dan Juga... Ringgo Agus Rahman sebagai Eka yang Kelakuannya Mengingatkanku Pada Karakter Ariyo Wahab sebagai Kanendra di Film Home Sweet Loan.

Tata Musiknya yang Ditangani oleh Ofel Obaja Juga Menjadi Pengantar Kesedihan Lainnya dari Film Ini.

Dengan Mengandalkan Lagu-Lagu dari Sal Priadi, Mulai dari Mesra-Mesraannya Kecil-Kecilan Dulu Hingga Kita Usahakan Rumah Itu, Nyatanya Usaha Itu Cukup Berhasil Membuat Aku (Sedikit) Meneteskan Air Mata.

CONS: Mungkin Kekurangan Filmnya Tuh Ada di Beberapa Adegannya yang Entah Karena Akunya yang Budek atau Gimana, Dialog Antar Pemainnya Itu Tidak Terlalu Terdengar Jelas.

Dan Filmnya Pun Tidak Menyediakan Subtitel Sama Sekali, Jadinya Agak Sedikit Terganggu Aja Sih Pengalaman Menontonnya.

OVERALL: Secara Keseluruhan, Film Ini Bagus, Dengan Vibes yang Hampir Sama dengan Film Home Sweet Loan, Film Ini Mungkin Akan Terasa Dekat Bagi Generasi Sandwich.

RATING: 8 / 10
Kategori: Bagus

RAPOR 2025

Habis Penyakit Tone Kuning di Film Pertamanya Hilang, Terbitlah Musik Sedih yang (Hampir) Tiap Menitnya Datang.

REVIEW #5: 2ND MIRACLE IN CELL NO. 7 (2024)
[REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!]

PROS: Yang Ku Suka dari Film Ini adalah Akting Pemain Pendukungnya, Terutama Muhadkly Acho sebagai Pak Hengky, Yang Ngeselin Banget, Bahkan, Ada 4 Orang di Dalam Studio yang Mengumpat Saat Adegan di Pengadilan.

Aku Juga Suka dengan Komedi yang Dilempar sama Indra Jegel sebagai Atmo / Gepeng dan Rigen Rakelna sebagai Yunus / Bewok.

Dan Juga, Yang Aku Suka Lagi adalah Porsi Para Pemain Napi Sel No. 7 (Indro Warkop, Tora Sudiro, Indra Jegel, Rigen Rakelna dan Bryan Domani) Itu Kayak Kebagian Semua, Gaada yang Dibeda-Bedain, Dan Ada Perannya Sendiri-Sendiri.

CONS: Masuk Ke Bagian yang Aku Gak Suka, Seperti yang Udah Dibilang di Atas, Film Ini Tuh Suka Banget Ngasih Musik Sedih Hampir di Setiap Menitnya atau Di Setiap Adegan-Adegan Sedihnya.

Iyaa, Tauu, Maksudnya Biar Kita Nangiss, Tapi, Yaa, Gak Harus Sering-Sering Juga Kalii, Aku Aja Nangis Kok di Beberapa Adegan, Entah Karena Akting Pemainnya, Atau Lain-Lain, Jadi, Yaa, Kalau Di Beberapa Adegan, Musik Sedihnya Dihilangin Juga Gapapa Kok.

Bahkan, Ada Satu Adegan yang Gara-Gara Musik Sedihnya Dipasang Terlalu Panjang, Tiba-Tiba Musiknya Tuh Berubah Jadi Kayak Musik Menegangkan.

Dan Juga, Pas Adegan di Akhir, Yang Dipasangin Lagu Mencintaimu yang Dinyanyiin Mahalini, Aku Hampir Mau Nangis Kejer Kayak Pas Adegan di Rumah Sakit, Ehh, Malah Digedein Volume Lagunya, Gajadi Nangis Akunya.

Dan Yang Aneh, Ada Satu Adegan, Dimana Seorang Wartawan Akan Mewawancarai Pak Hengky Soal Penampilan Teater di Sekolah Dasar yang Akan Dilakukan Oleh Para Napi, Itu Wartawannya Bisa Tahu Darimana Coba? Padahal Gaada Adegannya yang Ngasih Tahu, Giliran Ada Adegan Kerusuhan di Penjara, Malah Gaada Adegan Wartawan Ngeliput.

Klimaksnya Pun Terasa Kurang Nendang, Yang Di Saat Adegan Pak Anwar Datang di Pengadilan, Aku Merasa "Hukuman" yang Diberikan Untuk Karakter Antagonisnya Tuh Kayak "Udah Nih, Gitu Aja?".

OVERALL: Secara Keseluruhan, Film Ini Lumayan, Hanya Saja, Tata Musiknya yang Terlalu Berlebihan, Sehingga Tampak Seperti Terlalu Memaksa Kita sebagai Penonton Untuk Menangis.

RATING: 7 / 10
Kategori: Lumayan

Setelah Menonton Film Ini, Aku Jadi Keinget Konten Kreator TikTok yang Bilang Cireng Jadii... Syireng Bang.

REVIEW #4: SAMPAI NANTI, HANNA! (2024)
[REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!]

PROS: Yang Ku Suka dari Film Ini adalah Aktingnya Bio One sebagai Gani dan Juga Febby Rastanty sebagai Hanna.

Karena dari Seluruh Pemain yang Ada di Film Ini, Aku Hanya Bisa Merasakan Emosi Mereka Berdua.

Departemen Sinematografinya Juga Menjadi Hal yang Ku Suka dari Film Ini.

Dan, Aku Suka Sama Lagu-Lagunya, Lagu Yang Paling Ku Suka dari Film Ini adalah O.. Ya Karya Kelompok 3 Suara yang Dinyanyikan Ulang Oleh Rahardja.

CONS: Yang Ku Kurang Suka dari Film Ini adalah Pendalaman Karakternya yang Kurang Digali Lebih Dalam.

Bahkan, Aku Kaget, Saat Melihat Adegan Pembukaannya yang Berlatar di Alam dan Di Voice Over sama Gani yang Ngomong...

Alam Itu Suka Misterius...

Setelah Itu, Di Adegan-Adegan Selanjutnya, Aku Sendiri Tidak Melihat Pendalaman Karakter Gani dan Hanna, Selain Gani yang Pendiam, dan Hanna yang Kritis.

Dan Saat Filmnya Mulai Berpindah Adegan Ke Belanda, Disitu Juga Filmnya Mulai DAR DER DOR Tanpa Memberikan Persiapan.

Dimulai dari Karakter Arya yang Diperankan Oleh Ibrahim Risyad yang Awalnya Baik, Tiba-Tiba Menjadi Pemarah, Tanpa Ku Ketahui Jelas Apa Alasannya.

Dan Yang Paling Bikin Aku dan Temanku Kaget adalah... CEPATNYA PERTUMBUHAN ANAKNYA HANNA DAN ARYA.
Kalau Kalian Ingin Mencari Tahu Seberapa Cepat Pertumbuhan Anaknya Hanna dan Arya di Film Ini, Maka Tontonlah.

OVERALL: Secara Keseluruhan, Film Ini Cukup, Jika Saja Film Ini Menggali Karakternya Lebih Dalam Sebelum Adegan DAR DER DOR, Mungkin Saja, Emosinya Lebih Sampai dan Lebih Ngena Ke Kita Sebagai Penonton.

RATING: 6 / 10
Kategori: Cukup

This review may contain spoilers.

[DISCLAIMER!: REVIEW INI MENGANDUNG BANYAK SPOILER!]

Durasinya Pendek Juga Ya.

Kata Ayahku Saat Mengetahui Durasi Film Ini Cuma 1 Jam 44 Menit (104 Menit).

Pas Aku Nonton, Dalem Hatiku Bilang,

Bener Juga Kata Ayah, Pantes Durasi Filmnya Pendek, Orang Filmnya Sendiri Juga Bingung Mau Ngapain.

REVIEW #3: BILA ESOK IBU TIADA (2024)
[REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!]

PROS: Yang Paling Ku Suka dari Film Ini adalah Aktingnya Ibu Christine Hakim, Yang Aktingnya Tuh Bener-Bener Sehangat Kasih Sayang Ibu.
Yaa, Walaupun, Aku Sendiri Gak Nangis Setiap Ada Kehadirannya di Depan Layar.

CONS: Masuk Ke Bagian yang Aku Gak Suka, Yaitu, Emosi yang Disampaikan Sama Pemainnya, Menurut Aku, Emosi yang Disampaikan Sama Pemainnya Itu, Gak Nyampe Ke Kita sebagai Penonton, Kayak Pas Mereka Marah, Kita Gak Ikut Gereget, Pas Mereka Nangis, Kita Gak Ikut Nangis.

Karena, Sedari Awal Aja, Baru Banget Pengenalan Karakter, Tiba-Tiba Udah Ribut Aja.

Dan Menurut Aku, Durasi Film Ini Agak Kepanjangan, Kayak Pas Adegan Ibunya Meninggal di Akhir, Mungkin Adegan Setelahnya, Adegan Bersatunya 4 Bersaudara Ini, Gausah Terlalu Panjang-Panjang Banget, Bahkan Aku Sampe Bilang Sama Ayahku.

Ya Ampun, Lama Banget.

Dan Saat Filmnya Selesai,

Alhamdulillah!, Filmnya Kelar!

Kalau Tambahan dari Ayahku, Film Ini Tuh Terlalu Mendramatisir Adegan, Kayak Pas Adegan di Kuburan Suaminya, Kayak Sengaja Dilama-Lamain Gitu, Biar Kita Nangis, Tapi, Ya Enggak, Kita Enggak Nangis.

OVERALL: Secara Keseluruhan, Film Ini Kurang, Dan, Aku Ucapkan Terimakasih Kepada Pembuat Filmnya, Terimakasih Atas Usahanya untuk Membuat Kami Sebagai Penonton Menangis, Walaupun Gagal (Mohon Maaf Sekali), Mungkin Karena Kurang Relate Ke Aku Kali Ya.

Dan Untuk Rating...

RATING: 5,5 / 10
Kategori: Kurang

Cerita Sedikit, Ayahku adalah Anak Kedua dari Tiga Bersaudara, Kakak dan Adiknya Dua-Duanya Perempuan, Sedari Dulu Ia Selalu Bilang Ke Aku:

Ayah Pengen Deh Punya Adek Cowok Pengen Ngeliat Gimana Sih Berantem-Berantemannya?.

Di Tahun 2020, Permintaan Ayah Dikabulkan, Kami Pun Dikaruniai Adik Laki-Laki. Tapi, Tak Berselang Lama, Ia Meninggal Dunia. Dan, Saat di Pemakaman, Ayahlah yang Tangisannya Paling Kencang.

Dan, Ini Juga yang Menjadi Alasan, Mengapa Ia Ingin Sekali Menonton Film Ini.

REVIEW #2: MY ANNOYING BROTHER (2024)
[REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!]

[DISCLAIMER: REVIEW INI BERDASARKAN SUDUT PANDANG ORANG YANG BELUM PERNAH MENONTON FILM ASLINYA]

PROS: Chemistry Antara Vino G. Bastian sebagai Jaya Solihin dan Angga Yunanda sebagai Kemal Solihin yang Berperan Sebagai Kakak-Adik yang Sudah Lama Saling Benci Menjadi Kekuatan dari Film Ini.

Vino G. Bastian Disini Mampu Mengaduk-Aduk Perasaan Kita Sebagai Penonton, Kadang Ketawa, Kadang Nangis, Lihat Saja Aktingnya di "Adegan Karaoke" yang Berhasil Membuat Aku sebagai Penonton Nangis Sambil diiringi Lagu Ruang Baru milik Barsena Bestandhi.

Di Sisi Lain, Kristo Immanuel sebagai Fauzan Pun Turut Mencuri Perhatian, Ia Berkontribusi Memaksimalkan Bagian Komedinya yang Hampir Semuanya Lucu.

CONS: Aku Kurang Suka dengan Flashback di Film Ini yang Terasa Agak Kebanyakan.

Dan Juga Terlalu Cepatnya "Benci Jadi Cinta" yang Dibawakan Vino G. Bastian dan Angga Yunanda yang Seperti Kita Tahu, Mereka adalah Kakak-Adik yang Sudah Lama Saling Benci, Kayak "Secepet Itu?".

OVERALL: Secara Keseluruhan Film Ini Lumayan, Tak Tampil Gimana-Gimana, Sederhana Saja, Tau-Tau Air Mata Ngucur Aja di Akhir.

Film Ini Pun Mengajarkan Kita untuk Menghargai Setiap Momen Kebersamaan Bersama Orang Tersayang, Karena Kita Tak Tahu Kejutan Apa yang Sudah Disiapkan Sang Takdir.

RATING: 7 / 10
Kategori: Lumayan

This review may contain spoilers.

Filmnya Mirip KKN di Desa Penari.

Itulah Kata-Kata yang Kulontarkan Kepada Teman-Temanku Setelah Menonton Film Ini.

Ya Gimana Ya? Karena Emang Mirip Banget Pas Di Akhir-Akhir, Mungkin Karena Penulisnya Sama Kali Ya?

REVIEW #1: KEMAH TERLARANG (2024)
[REVIEW INI MENGANDUNG SPOILER!]

PROS: Yang Ku Suka dari Film Ini adalah Aktingnya, Walaupun Aku Belum Pernah Melihat Beberapa Aktor dan Aktris di Film Ini, Gak Disangka-Sangka Aktingnya Bagus Loh.

Sorotan untuk Akting Callista Arum sebagai Rini, Nihna Fitria sebagai Roro Putri, Zenia Zein sebagai Lidya, Dimas Juju sebagai Mahda, Callista Mercy sebagai Kiki, dan Azela Putri sebagai Fena.

CONS: Masuk Ke Bagian yang Aku Gak Suka, Karakter-Karakter di Film Ini Tuh Menurutku BODOH Banget, Kayak Suka Ngedatengin Hal-Hal yang Terasa Aneh, Terus Diteror.

Dan di Film Ini Juga, Ada Sedikit yang Gak Masuk di Logika, Jadi, Ada Salah Satu Karakternya yang Udah Membenturkan Kepalanya Ke Batu Berkali-Kali, Tapi Gak Mati-Mati.

Oh Iya, Dan Ada Salah Satu Adegan, Dimana, Salah Satu Karakternya yang Lagi Dikejar-Kejar Prajurit Berbadan Hitam, Bukannya Menegangkan, Malah Menurutku Itu Tuh Lucu Sih, Kayak Lagi Main Kejar-Kejaran.

OVERALL: Nonton Film Ini Tuh, Kayak Nonton KKN di Desa Penari, Tapi Versi Lite, dan Agak Sedikit Lebih Mencekam Aja.

RATING: 5 / 10
KATEGORI: Kurang

Selamat Pagi, Siang, Sore dan Malam, Tergantung Bapak Ibu Hadirin Membacanya Kapan.

Hadirin Sekalian, Melihat Betapa Bermacam-Macamnya dan Betapa Berkembangnya Genre Film Indonesia Pada Tahun Ini.

Maka, Berikut Ini adalah Laporan Hasil Belajar atau Rapor Film-Film Indonesia yang Tayang di Bioskop Pada Tahun Ajaran 2025 di Semester Satu dan Juga Semester Dua.

(Silahkan Membuka Notes untuk Melihat Keterampilan Para Peserta Didik).

1. Jumbo

   Peserta Didik: Don
   Wali Murid: Bapak Ryan Adriandhy
   Nilai Rata-Rata: 95
   Predikat: A+

   Keterangan: Jumbo Sangat-Sangat Terampil dalam Perihal Memeras Air Mata Penonton, Terutama di Saat Adegan Pentas.

2. A Brother and 7 Siblings

   Peserta Didik: Hendarmoko / Kak Moko
   Wali Murid: Bapak Yandy Laurens
   Nilai Rata-Rata: 80
   Predikat: A

   Keterangan: 1 Kakak 7 Ponakan Cukup Terampil dalam Perihal Memeras Air Mata Penonton, Walaupun di Beberapa Bagian Agak Sedikit Memaksa.

3. The Siege at Thorn High

   Peserta Didik: Bapak Edwin
   Wali Murid: Bapak Joko Anwar
   Nilai Rata-Rata: 80
   Predikat: A

   Keterangan: Pengepungan di Bukit Duri Sangat Terampil dalam Perihal Adegan Baku Hantam di Babak Ketiganya.

4. The Unholy 2

   Peserta Didik: Ustadz Qodrat
   Wali Murid: Bapak Charles Gozali
   Nilai Rata-Rata: 70
   Predikat: B

   Keterangan: Qodrat 2 Sangat Terampil dalam Perihal Pelajaran Agama, Pelajaran Silat dan Juga Terampil dalam Menghibur Penontonnya, Walaupun Hanya Sebentar.

5. Komang

   Peserta Didik: Ade dan Ode
   Wali Murid: Ibu Naya Anindita
   Nilai Rata-Rata: 70
   Predikat: B

   Keterangan: Komang Cukup Terampil dalam Perihal Membuat Senyam-Senyum Penontonnya dengan Keromantisan Hubungan Antara Ade-Ode.